DomaiNesia

Minggu, 10 Januari 2010

Kerendahhatian, Unggul Dan Diunggulkan

 

 orang yang layak diunggulkan dan terunggulkan Kerendahhatian, Unggul Dan Diunggulkan

Merasa miskin ilmu, sejatinya membuka pintu kerendahhatian. Sunatullah berlaku adil, bahwa setiap manusia mendapati hasil sesuai langkah-langkah. Hidup akan mengunggulkan, bagi orang yang layak diunggulkan dan terunggulkan.

Setiap orang tidak bisa menjamin, apa yang diketahui lebih banyak dibanding tidak diketahui. Bahwa sedikit yang dimengerti, menyerupai setetes air di tengah samudra.

Di medan kehidupan, rutinitas keseharian mirip pertempuran. Pertempuran antara kebaikan melawan kejelekan. Dalam lingkup lebih personal, mirip pertempuran antara ruh  (baik) melawan nafsu (jelek).

Kedalaman mengenali diri, pasti menuntun kecenderungan opsi. Idealnya kebaikan yang termenangkan, sebagaimana aturan alam menghendaki demikian.

Ilmu kehidupan disempurnakan dengan kepercayaan menjadi kunci. Tak ubah seperti menjadi penjualyang sukses ada ilmunya. Menjadi Jaksa yang adil, menjadi dosen yang brilian, menjadi dokter, pemadam kebakaran, karyawan, wirausaha dan semua bidang profesi ada ilmunya.

Maka orang haus ilmu ialah sosok mujur, ilmu mengirim pada pengertian baru. Kemarin, hari ini dan esok yakni rangkaian proses tak bisa berdiri sendiri.

Jejak insan yaitu cerminan diri. Spirit yang lahir dari dalam hati, menjinjing pada perolehan maksimal. Tak usah banyak teori, alasannya adalah pengaplikasian lebih utama dari sekedar kata kata.

Hidup telah sepaket dengan komplesitas dan kesederhanaan, kita yang musti menyiapkan diri dengan ilmu. Maka besetia dengan kebaikan, mengirim kedewasaan diujung kejemuan.

Gemerlap dunia yakni magnet melenakan, sikap sederhana mampu meminimalkan syahwat. Kesederhanaan mengirim pada semangat Zuhud. Dicontohkan Salahuddin Al Ayubi,  seorang anak gubernur yang lahir di Tikrit Irak. Kecakapan dan kepandaian Salahuddin, membuatnya mendapatkan tempat istimewa di hati raja. 

Lelaki mantap meninggalkan gemerlap dunia, memilih hijrah ke mesir dalam keadaan papa. Kemudian takdir mengirim , belau menaklukan baitul Maqdis dari pasukan salib. Salahudian Al Ayubi dengan sifat zuhud yang teguh, menghembuskan nafas terakhir dan dimakamkan di Damaskus pada 1193 masehi.

Mari berpesta dengan ilmu, demi memupuk keimanan, demi menjadi orang yang tak berlebih lebihan. Karena yang kita hadapi ketika ini, sejatinya sifatnya cuma sementara.

 


Sumber https://thek-os.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pabrik Daur Ulang Dan Pemrosesan Ulang Botol Pet Paling Besar Dan Termutakhir Ada Di Indonesia

Sia pa mampu lepas dari plastik? Setiap hari kita, senantiasa berafiliasi dengan plastik. Mulai dari belanja sayur, belanja di warung ata...